Ngeri, Gedung Roboh SDN Kalibaru 6 Depok Masih Dipakai Belajar

Foto : Potret pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalibaru 6 Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, masih menggunakan gedung sekolah yang roboh untuk bermain dan belajar.(Yopi Setyabudi – headlinejabar.com)

DEPOK, headlinejabar.com

Tanpa rasa takut sejumlah pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalibaru 6 Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, bermain di area gedung sekolah yang masih diberi garis polisi. Potret ini tentu bukan tanpa sepengetahuan orang tua dan guru.

Salah satu Guru SDN Kalibaru 6 Nasir Ibrahim mengungkapkan, bukan tanpa sebab dirinya kembali ke sekolah yang lama untuk mengajar. Desakan para wali murid dan komite membuat dirinya mengajar di sekolah tersebut.

“Ini buntut dari lamanya proses pembangunan gedung sekolah yang roboh tujuh bulan lalu. Anak-anak ditempatkan di SMP 6 otomatis mereka masuk setelah anak-anak SMP pulang. Di sini awalnya karena jam belajar yang tidak efektif sehingga orang tua mendesak untuk kembali ke sekolah yang lama, kami di sini mulai Senin lalu,” ungkap guru yang telah mengajar selama 6 tahun ini, Kamis (11/8/2016).

Baca Juga  Sambut Hari Kartini, PAUD Hifdzul Huda Gunakan Pakaian Adat Keliling Kampung

Menurutnya hal tersebut di anggap wajar karena dirinya sempat berbicara kepada pihak kepala sekolah akan mundur apabila tidak ada tambahan jam belajar.

“Saya ini punya beban dan tanggung jawab yang besar mereka kelas enam harusnya belajar normalnya 4,5 jam sehari itu belum tambahan kalau mereka belajar hanya 2 jam bagaimana,” katanya.

Dirinya mengakui bahwa belajar dengan suasana seperti ini tidak lah nyaman karena pasti ada rasa khawatir akan roboh nya atap gedung yang sekarang di pakai.   

“Sebenarnya dinas sudah melarang tapi mau bagaimana lagi karena orang tua mendesak terus,saya juga takut tapi kita pasrah aja,” paparnya.

Foto : Pihak guru dan komite sekolah terpaksa menggunakan bangunan roboh ini untuk dipakai KBM karena desakan dari orang tua. Solusi yang ada, pelajar dipindah tempat sementara belum memecah permasalahan.(Yopi Setyabudi – headlinejabar.com)

Sama halnya dengan Ibrahim,Saropah guru kelas 5 yang sudah 15 tahun mengajar di SDN Kalibaru 6 dan belum di angkat menjadi PNS ini juga merasakan hal yang sama karena dirinya mempunyai beban dan tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya.

Baca Juga  Dua Minggu Sekali, ⁠⁠⁠Pelajar Purwakarta Wajib Dampingi Orang Tua Bekerja

“Kalau saya baru hari ini pindah ke sekolah yang lama karena orang tua mendesak karena sama jam belajar yang tidak efektif, karena beban saya besar ini anak kelas 5 saya harus persiapkan anak-anak ini untuk di kelas 6 yang mata pelajarannya jauh lebih sulit lalu kalau takut sama saya juga takut tapi mau bagaimana anak-anak senang bisa balik lagi ke sekolah yang lama,” papar dia.

Lain halnya dengan para murid yang merasa tidak takut sama sekali kalau-kalau gedung yang mereka tempati akan roboh kembali. “Saya sih gak takut biasa aja yang penting bisa belajar,” ujar salah seorang anak dengan nada gembira.

Baca Juga  Sambut Mahasiswa Baru Universitas Islam Dr KHEZ Muttaqien Purwakarta Gelar Sidang Senat Terbuka

Ketua KPMP Kota Depok Bambang Bastari yang pada saat itu ada di lokasi untuk memantau proses belajar mengajar. Merasa prihatin dan miris dengan keadaan gedung sekolah yang dianggapnya sangat tidak layak untuk di pergunakan dalam proses belajar mengajar.

“Di satu sisi saya bangga melihat anak-anak ini yang mempunyai semangat tinggi dalam belajar tapi disisi lain saya prihatin dan miris kenapa masih ada di Kota Depok yang begini kalau ini kembali roboh bagaimana siapa yang mau tanggung jawab Pemerintah atau siapa? Di mana Pemerintah apa yang seharusnya hadir, kenapa harus tunggu dana ABT apa ini tidak di anggap sebagai skala prioritas,” tegasnya.(*)

Reporter : Yopi Setyabudi
Editor : Dicky Zulkifly