BI Rate 6,5 Persen, Sektor Properti Akan Melambat
Foto : Ilustrasi.(Istimewa)
JAKARTA, headlinejabar.com
Sektor properti diramalkam akan melambat dengan penentuan BI Rate 6,5 persen, hal ini dikarenakan menurunnya minat masyarakat di sektor tersebut. Sedang sektor perbankan tidak akan berdampak karena likuiditas perbankan saat ini cukup baik.
Dengan BI Rate 6,5 persen, Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Telisa Aulia Felianty memprediksi sektor properti melambat. Menurutnya outlook akan tumbuh positif namun bisa stabil sebelum tevering off. Jadi untuk sektor properti diperlukan mencari pasar baru.
Telisa menambahkan untuk sektor properti masih belum turun, meskipun sebenernya BI Rate sudah turun namun belum direspon oleh suku bunga kredit. Jadi menurutnya, seharusnya perbankan lebih adil dalam hal penentuan suku bunga KPR, hal ini bisa membantu pemulihan di sektor properti.
“Jadi dengan suku bunga masih tinggi ke depan outlooknya akan tumbuh lebih baik. Nah jadi perlu adanya pasar baru di sektor properti, dengan demikian adanya pemulihan di properti,” jelas Telisa.
Berbeda dengan properti, sektor perbankan menurut Telisa tidak bermasalah dengan adanya BI Rate saat ini dan likuiditas perbankan cukup baik. Ditambah dengan adanya Tax Amnesty maka akan ada pemasukan.
Namun tantangannya untuk perbankan nantinya adalah menyalurkan dana-dana yang masuk dari Tax Amnesty. “Jadi untuk perbankan sebenarnya dengan ada BI rate tidak berpengaruh,” katanya.
Seperti diketahui Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,5 perseb, keputusan ini diambil sebelum BI menggunakan instrumen kebijakan moneter baru yaitu BI Seven Day Reverse Repo Rate yang akan dimulai 19 Agustus mendatang.(*)
Editor : Dicky Zulkifly