Kota Bandung Pilot Project PLS Pendidikan Karakter

Foto : Dari kiri ke kanan, Kadisdik Kota Bandung Elih Sudiapermana, Mendikbud Anies Baswedan dan Walikota Bandung Ridwan Kamil menampuk gendang pertana dijadikannya Kota Bandung sebagai pilot project program pengenalan lingkungan sekolah (PLS) berbasis pendidikan karakter.(Aga Gustiana – headlinejabar.com)  

BANDUNG, headlinejabar.com

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memilih Kota Bandung, Jawa Barat, sebagai tempat diluncurkannya program pengenalan lingkungan sekolah (PLS) berbasis pendidikan karakter. Selaras dengan program Bandung Masagi yang sempat diapresiasi oleh Mendikbud Anies Baswedan.

“Hari ini saya hadir di Kota Bandung karena Bandung melakukan terobosan, membuat namanya Bandung Masagi. Bandung Masagi ini ada konsep pengenalan lingkungan sekolah dengan menggunakan pendekatan yang sudah dibangun oleh Walikota Bandung,” ungkap Menteri Anies Baswedan, saat ditemui usai peluncuran PLS di SMAN 8 Bandung, Selasa (19/7/2016).

Bandung Masagi adalah program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal yang dirumuskan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Kata “masagi” sendiri berarti paripurna, kokoh, ajeg di segala sisi kehidupan. 

Baca Juga  Kepsek Nepur Jadi Ketua MKKS

Bandung Masagi mengandung empat prinsip utama masyarakat Sunda dalam mengamalkan kehidupan, yakni silih asih (kemanusiaan), silih asah (mencerdaskan), silih asuh (mendampingi), dan silih wawangi (mengampaikan hal-hal positif).

Foto : Peluncuran PLS berbasis pendidikan karakter di SMAN 8 Bandung. Prinsip dan program ini yang menjadi fondasi bagi pelaksanaan PLS di seluruh sekolah di Kota Bandung.(Aga Gustiana – headlinejabar.com)

Keempat prinsip tersebut lantas diejawantahkan ke dalam empat program utama, yakni cinta agama, jaga budaya, bela negara, dan cinta lingkungan. Prinsip dan program inilah yang menjadi fondasi bagi pelaksanaan PLS di seluruh sekolah di Kota Bandung. Sehingga tidak ada lagi tindak perpeloncoan atau aktivitas yang tidak mendidik dilaksanakan di awal kegiatan belajar mengajar.

“Yang menarik di sini adalah ketika PLS dirancang secara terstruktur dengan tujuan-tujuan pembelajaran, maka prosesnya menyenangkan dan di situ bisa dipakai untuk menumbuhkan karakter,” papar Anies.

Baca Juga  Orang Tua Diminta Turut Awasi Larangan Bawa Kendaraan Bermotor Pelajar Purwakarta

Anies sendiri akan menjadikan Bandung Masagi ini sebagai contoh penerapan pendidikan karakter yang baik. Ia berharap program ini dapat diduplikasi di banyak tempat oleh kepala daerah lainnya.

“Karena itu saya datang ke sini, satu, untuk mengapresiasi, yang kedua saya ingin mengabarkan pada semua di seluruh Indonesia, ini contoh, mari kita buat di tiap tempat seperti Bandung membuat. Dan kita ingin PLS itu benar-benar sebuah pengenalan yang nuansanya pembelajaran,” demikian kata Menteri Anies, antusias.

Foto : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memilih Kota Bandung, Jawa Barat, sebagai tempat diluncurkannya program pengenalan lingkungan sekolah (PLS) berbasis pendidikan karakter. Selaras dengan program Bandung Masagi yang sempat diapresiasi oleh Mendikbud Anies Baswedan.(Aga Gustiana – headlinejabar.com)

Usai melakukan meluncurkan program PLS, Anies pun melakukan monitoring pelaksanaan PLS di SMAN 8 Bandung. Didampingi Walikota Bandung Ridwan Kamil, dan Kadisdik Kota Bandung, Elih Sudiapermana. Mereka sama-sama meninjau kegiatan siswa di setiap kelas. 

Baca Juga  Ratusan Pelajar Beda Agama Botram Toleransi di Pendopo Purwakarta

Para siswa sebagian besar sedang melakukan kegiatan diskusi dan permainan yang dapat mengenalkan potensi diri dan mengenalkan lingkungan sekolah. Anies pun memuji kegiatan PLS yang dilakukan di SMAN 8 Bandung dan akan menjadikannya sebagai contoh di tempat lain.

“Inilah yang disebut sebagai PLS yang sebenarnya. Ini sudah dilakukan di sini, di SMAN 8 Bandung. Saya berharap ini bisa jadi contoh. Saya berharap tempat-tempat lain munculkan pendekatan seperti ini,” tambahnya.

Sementara Walikota Banung Ridwan Kamil menilai, berkat program Bandung Masagi ini, tidak terjadi tindakan perpeloncoan yang dilakukan di sekolah. 

“Karena kan kita sudah mewajibkan semua panitianya itu kan guru. Jadi logikanya kalau guru yang jadi panitia PLS insha Allah tidak ada istilah perpeloncoan,” tandas Ridwan Kamil.(*)


Editor : Dicky Zulkifly