Presiden Jokowi : Hampir Semua Provinsi Krisis Listrik
BANDUNG, headlinejabar.com
Kehadiran Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara di acara Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (1/6/2016) mengawali kunjungan kerja presiden dan Ibu Iriana ke beberapa provinsi.
Usai menghadiri Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana bertolak ke Bandara Depati Amir, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung dari Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara Bandung dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Di Bangka Belitung, Presiden akan menghadiri Groundbreaking Mobile Power Plant (MPP) 350 MW se-Regional Sumatera. Sore harinya, Presiden melanjutkan perjalanan menuju Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Di Aceh Presiden dan Ibu Iriana akan bermalam untuk esok harinya mengunjungi Lhokseumawe.
Kunjungan Presiden ke beberapa provinsi kali khususnya untuk melihat langsung perkembangan pembangkit tenaga listrik di beberapa daerah. Saat akan meresmikan Pelabuhan Wasior beberapa bulan yang lalu, warga yang hadir di acara tersebut berteriak.
“Lampu…lampu..lampu.” Presiden balik bertanya kepada warga, “Lampu? Listrik maksudnya. Hampir semua provinsi mengalami masalah krisis listrik,” kata Presiden.
Krisis listrik ini, ucap Presiden, terjadi karena adanya keterlambatan membangun pembangkit listrik. “Hampir di semua provinsi ada yang sehari byar-pet 8 kali, 4 kali, 3 kali,” ucap Presiden.
Keluhan pertama yang didapat Presiden ketika mengunjungi suatu kota/kabupaten maupun provinsi adalah tentang listrik, termasuk dari hotel tempat Presiden menginap selalu mengeluhkan kekurangan listrik. Ini memperlihatkan hampir di semua provinsi, masalah utama yang paling banyak dihadapi adalah kekurangan listrik.
Untuk itu, dalam kunjungan kerja kali ini Presiden Jokowi ingin melihat langsung ke lapangan perkembangan pembangunan pembangkit tenaga listrik. Presiden ingin memastikan kendala-kendala di lapangan, mulai dari masalah perijinan sampai dengan masalah pembebasan lahan, bisa segera diatasi.
Sehingga listrik di daerah tidak “byar pet” lagi serta rakyat mendapatkan manfaat dari kehadiran listrik di daerahnya, baik itu peningkatana usaha, pelayanan kesehatan maupun anak-anak bisa belajar dengan baik di malam hari.(*)
Editor : Dicky Zulkifly