Kota Bandung Terancam Besar Dilanda Gempa
BANDUNG, headlinejabar.com
Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kompleksitas masalah yang beragam. Utamanya di wilayah status kebencanaan. Diakui oleh berbagai ahli, kebencanaan dunia sebagai wilayah yang unik. Keunikan Indonesia, sebagai wilayah rawan terhadap berbagai ancaman. Baik bahaya alam maupun non-alam.
Walikota Bandung Ridwan Kamil memandang, dengan tingkat bencana yang cukup tinggi itu, kejadian bencana yang ada di Indonesia saat ini merupakan permasalahan alam. Dari lingkungan yang semakin rusak akibat degradasi sumber daya alam (SDA).
“Sehingga perlu peningkatan kesadaran dan pemahaman terhadap pengurangan risiko bencana serta menumbuhkembangkan kemampuan antisipasi, adaptasi dan daya proteksi untuk menghindari meminimalisir bencana,” jelas walikota yang juga merupakan seorang arsitek ini.
Baca Juga : Rektor ITB : Kedepan, Tantangan Bencana Semakin Kompleks
Itu artinya, kata walikota yang akrab disapa Kang Emil ini, sistem dan nilai sosial Indonesia ini harus dibangun menjadi sebuah ide pemikiran baru dalam mengatasi kebencanaan. Dirinya berharap, hasil seminar ini bisa dpergunakan untuk mengatasi kebencanaan. Khususnya di Kota Bandung tentang patahan Lembang.
“Ancaman Kota Bandung yang paling besar itu gempa bukan letusan gunung, sehingga diharapkan hasil dari seminar ini bisa mengeluarkan teori dan penanggulangan. Khususnya untuk hal tersebut,” ulas Emil.
Ridwan Kamil memberikan pandangan tersebut saat memberikan sambutan dalam pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan ke-3, di Aula Barat Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (23/5/2016).
Emil menambahkan, penanggulangan kebencanaan tidak hanya bersifat keilmuan saja, tapi salah satunya harus dikuatkan dengan edukasi dan kesetiakawanan sosial.
“Kehebatan Indonesia itu ada pada nilai-nilai sosial. Contohnya sebelum jadi walikota, saya membuat Tim Aksi Relawan Bandung menggunakan media sosial untuk menghimpun bantuan serta mendistribusikan dan mengkomunikasikan kepada seluruh anggota relawan,” papar Emil.(*)
Reporter : Aga Gustiana
Editor : Dicky Zulkifly