Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta menertibkan sejumlah bangunan liar yang berdiri di sepanjang Jalan Raya Bungursari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (10/5/2016).
Seputar penertiban, Pemkab kerap menerima laporan warga menyoal penyalahgunaan bangunan liar tersebut terindikasi menjadi tempat prostitusi terselubung, praktik jual beli narkoba sampai tempat menyembunyikan barang curian. Secara tegas Pemkab melakukan pembongkaran ini sebagai respon terhadap keluhan itu.
“Awalnya aspirasi warga. Lalu saya kirim orang untuk melakukan pengecekan dan ternyata benar. Kan dalim kalau saya tidak merespon dengan langkah nyata,” kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di sela aktivitas penertiban.
Penertiban dieksekusi langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Purwakarta. Di titik Jalan Raya Bungursari Purwakarta, deretan bangunan kumuh ini berdiri di atas kawasan jalur hijau wana wisata yang dikelola bersama oleh Perum Perhutani dan Pemkab Purwakarta.
Dedi menilai, pembongkaran dilakukan semata untuk memenuhi unsur estetika hutan. Unsur estetika merupakan hal yang harus senantiasa diupayakan. Disamping menjaga aset negara berupa hutan yang dikelola oleh Perhutani.
“Langkah kami ini linier dengan kebijakan yang selama ini kami lakukan. Kami konsisten menjaga lingkungan. Kalau toh nanti implikasinya dapat dijadikan tempat wisata ya alhamdulillah,” kata Bupati Dedi.
Sebelumnya, Pemkab usai menertibkan puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di sekitaran Jl Srikandi (Jl Baru, red) Ciwareng Purwakarta. Jalan-jalan yang ditertibkan, merupakan jalur berstatus zona hijau.
Unsur estetika dimaksud bukan satu-satunya alasan pembongkaran. Dalam periode April 2016, sebagai solusi atas pembongkaran ini, Dedi segera mengembalikan kawasan tersebut sesuai dengan fungsinya yakni Jalur Wana Wisata bahkan tak tanggung-tangung. Rest area berbasis lingkungan pun segera dibangun di kawasan itu.
“Semuanya harus faham bahwa ini jalur wana wisata, jalur hijau. Bayangkan saja di jalur wana wisata kok banyak bangunan kumuh yang tidak layak, tidak perlu khawatir pokoknya langkah kami disertai dengan solusi langsung. Kami bangun Rest Area disini nanti,” tegas Dedi.
Tidak hanya itu, Dedi berjanji akan memprioritaskan para penjual makanan khas Purwakarta dengan membangun kios gratis bertema lingkungan untuk mereka.
“Pokoknya beres. Para pedagang akan dapat kios gratis. Kita tata-tata dengan format bangunan julang ngapak, tidak boleh pake genteng atau asbes lagi tapi harus pakai ijuk. Untuk memberikan kesan teduh kami juga akan membangun taman di sini,” tutup Dedi.(*)