Di Rakornas KAHMI, Menteri ESDM Sudirman Said Bicara Revolusi dan Evolusi Subsidi Energi

PURWAKARTA, headlinejabar.com
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) fokus berinvestasi dalam negeri. Alasan ini dikeluarkan berkenaan dengan beberapa tahun kebelakang serapan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) cukup kecil.
Hal ini ia sampaikan dalam pidato tunggal kedaulatan energi untuk membangun negeri dalam agenda Stadium General Energi dan Sumber Daya Mineral Rakornas KAHMI, Kamis (5/5/2016) di Plaza Hotel Purwakarta, Jawa Barat.
Menurut Sudirman, karenanya investasi dalam negeri penting untuk mempercepat pembangunan Indonesia. “Kawan-kawan lebih fokus investasi, serapan APBN kita sangat kecil,” tutur Sudirman dalam pidatonya.
Kementerian ESDM sendiri telah berupaya mempercepat pembangunan dengan memajukan lelang tender di kementerian. Yaitu tujuh bulan sebelum tahun anggaran berjalan.
“Tahun 2016 jauh sebelum tahun anggaran, kita sudah lelang tender kita melakukan 7 bulan lebih maju,” timpalnya.
Di sisi lain dia juga menyampaikan bagaiman Kementerian ESDM melakukan revolusi atau evolusi subsidi enegri. Sejak beberapa tahun ini pemerintah telah mensubsidikan sebesar Rp 2.600 triliun untuk enegri fosil atau bahan bakar minyak. Hasilnya tidak ada yang didapat yang ada justru energi fosil habis.
“Bagaimana revolusi 2600 triliun untuk subsidi energi fosil, hasilnya apa? enegri kita habis, bergantung pada impor, kemudian polusi,” terangnya.
Solusinya pemerintah harus serius menggarap energi terbarukan untuk masa depan. Menurutnya biayanya murah tapi bertahap.
“Tapi kalau ngotot enegeri terbarukan butuh Rp 260 triliun, keuntungannya bisa masuk ke daerah kecil,” timpalnya.
Dia juga menampik soal tudingan yang menyebut pemerintah mengambil subsidi BBM. Menurutnya pemerintah tengah berupaya membangun energi terbarukan.
“Subsidi kok diambil?, kita berusaha membangun enegri terbarukan. Terakhir membangun energi geotermal terbesar kedua di dunia tapi tetap butuh waktu,” ujarnya.
Tiga reform berhasilnya rencana itu, konsistensi, pemimpin tidak ditekan dan diganggu, karena jalannya panjang. Adanya integritas, dan dan toleransi.
“Subsidi ratusan triliun digeser ke anggaran infrastruktur, dan ini kita sukuri bersama,” pungkasnya.(*)

Redaksi
Editor : Dicky Zulkifly
Baca Juga  Periksa PJT II, KPK Pinjam Tempat di Polres Purwakarta