DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Barat direncanakan menggelar musyawarah daerah (Musda) pada Sabtu (23/4/2016) mendatang di Hotel Grand Aquila Pasteur Bandung, Jawa Barat.
Suhu politik partai berlambang pohon beringin ini kian memanas. Apalagi, dikabarkan tokoh sekaligus figure besar di Jawa Barat siap mencalonkan diri untuk diperhitungkan menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar Jawa Barat.
Beberapa nama yang santer jadi sorotan publik, antara lain dua politikus Golkar yang siap bersaing merebutkan kursi ketua umum. Dedi Mulyadi dan Irianto MS Syafiudin (Yance), dua nama yang diperbincangkan siap maju. Keduanya kini menduduki jabatang penting, Dedi Mulyadi dua periode menjabat selaku Bupati Purwakarta, sementara Yance maju sebagai kandidat petahana.
Tak berhenti pada sorotan head to head keduanya. Dikabarkan, Organisasi Masyarakat Barisan Kebangkitan Nasional (Barkin) disinyalir akan melakukan swiping terhadap politisi Dedi Mulyadi pada Musda Golkar Jawa Barat.
Ormas yang dikenal memiliki basis dari kalangan kader Front Pembela Islam atau FPI ini menolak Dedi Mulyadi untuk memasuki wilayah Kota Bandung.
Menyikapi Isu yang sudah tersebar sejak Minggu lalu, gabungan Ormas se-Jawa Barat yang terdiri dari Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Forum Komunikasi Putera Puteri Purnawirawan TNI/POLRI (FKPPI) dan Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) menggelar pertemuan tertutup hari Rabu (20/4/2016) kemarin di sebuah kafe kawasan Kota Bandung.
Ormas-ormas yang memiliki Ideologi kesundaan dan nasionalisme ini mengaku tidak rela jika Kota Bandung umumnya Jawa Barat menjadi wilayah yang “sangar” dan tidak “someah ka semah” karena gerakan penolakan terhadap Dedi Mulyadi yang digelar oleh BARKIN.
Ketua Umum GIBAS, Syuhaya mengatakan, dirinya bersama organisasi yang dia pimpin secara tegas menolak apapun bentuk kegiatan yang mengotori wibawa tanah Sunda. Menurut dia, upaya swiping terhadap sesama orang sunda merupakan tindakan yang sudah tidak bisa ditolerir.
“Ini kultur sunda kan someah ka semah (menghargai tamu, red) sama tamu saja menghargai apalagi pada sesama orang Sunda. Kami konsisten menjaga nilai ini. Maka siapapun yang berusaha mendegradasi nilai kesundaan, kami siap berada di garda terdepan untuk melawan,” kata Syuhaya baru-baru ini.
Saat dikonfirmasi ihwal Musda Golkar Jawa Barat, secara tegas Syuhaya mengatakan bahwa Musda Golkar bukan menjadi domain diri dan organisasi yang dia pimpin.
“Itu hajat partai, silahkan saja tidak ada urusannya dengan kami. Tetapi kami menjaga tanah Sunda yang akan menjadi tuan rumah hajatan itu. Harus damai dan kondusif,” tegas Syuhaya.
Ketua FKPPI Jawa Barat Yana Mulyana mengatakan, isu swiping ini memang sudah santer dibicarakan baik di internal aktivis politik maupun media massa. Desas desus ini kian mendekati kenyataan ketika dirinya mengetahui melalui kadernya bahwa sudah ada beberapa titik konsentrasi massa yang disiapkan oleh Barkin.
“Kami ini cinta tanah air, kami junjung nasionalisme setinggi-tingginya. Maka jika ada orang yang ingin mengotori tanah airnya sendiri dengan cara swiping terhadap sesama anak bangsa ya kami tidak bisa diam begitu saja,” terang dia.
Pernyataan Kedua ormas besar di Jawa Barat ini pun diamini oleh perwakilan dari AMS Asan Andriana. Wakil Ketua I AMS Pusat ini mengatakan ada persoalan yang belum selesai antara organisasinya dengan FPI yang hari ini menggunakan bendera Barkin untuk menghadang Dedi Mulyadi.
“Kami dari AMS tidak habis pikir ini apa sebenarnya yang mereka mau, sudah menghina kebudayaan Sunda eh sekarang mau mengkavling tanah sunda dari warga sunda sendiri,” tutup Asan.(*)