Badan Pusat Statistik (BPS) secara serentak bakal menggelar Sensus Ekonomi (SE) per 1 Mei sampai 31 Mei 2016. Sensus Ekonomi 2016 menyasar seluruh unsur dan pelaku usaha kecuali pertanian.
“Menyisir seluruh pelaku usaha, kecuali pertanian. Selain sektor pertanian akan kita catat. Karena untuk sensus pertanian usai digelar tahun-tahun sebelumnya,” jelas Kepala BPS Purwakarta Asep Riyadi SSi MM kepada headlinejabar.com, Selasa (18/4/2016).
Sektor industri tambang, listrik, gas, air minum, perdagangan, hotel, dan sektor usaha yang lain akan disisir melalui sensus tersebut. Terkahir kali, Sensus Ekonomi BPS dilaksanakan pada periodisasi 1986, 1996, 2006 dan sensus keempat di 2016 ini.
“Petugasnya kami merekrut dari masyarakat sebanyak 1080 orang untuk kegiatan sensus di Purwakarta,” papar Asep.
Selanjutnya data hasil sensus akan dikirim ke BPS Provinsi Jawa Barat, sebelum kemudian diolah. Secara keseluruhan sensus dilakukan selain pemetaan, untuk kepentingan pembangunan nasional jangka panjang.
Foto : Kepala BPS Purwakarta, Asep Riyadi SSi MM. (Dicky Zulkifly – headlinejabar.com)
“Ke depan kita bisa melihat struktur perekonomian di Purwakarta secara spesifik. Apa sih yang paling dominan di Purwakarta itu? Nah, sensus ini akan menjawabnya,” papar dia.
Sementara, data BPS menyebut sektor ekonomi paling dominan di Purwakarta salah satunya industri manufaktur. Menyumbang 40 persen dominasi perekonoman di Purwakarta.
“Saat ini untuk suksesi sensus, kami baru menyelesaikan berbagai pelatihan, kemudian pematangan kesiapan untuk 1 Mei nanti,” ungkap Asep.
Sementara untuk sektor usaha kecil menengah (UKM) dinyatakan memiliki volume besar dalam unsur sensus tersebut. Hanya saja, dari sisi nilai masih kalah dengan usaha besar. Ini menurut Asep umum terjadi dimanapun. Sebanyak 98 persen volume masih disumbangkan dari sektor UKM.
Pada teknisnya, pelaksanaan sensus dibagi ke dalam dua kategori dan klasifikasi wilayah. Pertama urban (perkotaan), kedua rural (perdesaan).
Untuk kota, kata Asep, seluruh penduduk akan disensus. Sementara untuk di perdesaan, teknisnya dibagi dua lagi. Rural konsentrasi dan non konsentrasi.
“Nah yang konsen itu disensus sebanyak 50 persen, sementara yang non-konsen hanya sebesar 25 persen. Karena di desa jumlah usahanya sudah terbayang dan tak terlalu dominan,” papar Asep.
Guna memudahkan aktivitas sensus, BPS Purwakarta usai melakukan maping blok sensus kerja pencacah. Meski demikian, seluruh masyarakat mesti berkontribusi aktif memberikan sikap kooperatif terhadap petugas sensus.
“Masyarakat dan pelaku usaha meski berkontribusi aktif mensukseskan sensuini. Dengan menerima petugas sensus saja, ini menjadi kebahagiaan bagi kami. Tanda peran aktif masyarakat tergambarkan saat petugas sensus diterima,” tutup Asep.(*)
Reporter /Editor : Dicky Zulkifly