Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengkritisi pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Purwakarta dari segi aspek meteran air. Keluhan pelanggan seputar meteran air PDAM banyak bermasukan. Keluhan itu disampaikan bukan saja melalui sistem informasi pengaduan PDAM, tetapi juga akun sosial media yang dimiliki oleh Dedi Mulyadi.
Meteran air memang menjadi aspek pelayanan inti PDAM. Terkait masalah yang ada, Bupati Dedi meminta PDAM Tirta Dharma Purwakarta membangun sistem yang terintegrasi baik pelayanan maupun pengaduan.
“Itu meteran tidak boleh lagi manual, harus sudah berbentuk digital, jadi tidak boleh hanya sistem pembayaran saja yang online, penggunaan air pelanggan pun harus dapat diketahui secara online dan real time,” kata Dedi menegur seluruh jajaran PDAM Purwakarta.
Teguran tersebut disampaikan Dedi di sela kunjungannya ke Kantor PDAM Tirta Dharma Purwakarta Jum’at (8/4/2016). Dedi meminta seluruh jajaran BUMD milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta ini membangun sistem meteran digital sehingga penggunaan air dapat diketahui secara real time dengan tingkat akurasi tinggi.
Dedi turut mengultimatum PDAM Tirta Dharma Purwakarta agar harus sudah menerapkan sistem ini tiga bulan ke depan. Menurut dia, pelanggan hari ini sudah sangat melek sosial media dan teknologi sehingga kesalahan kecil saja dapat segera ia ketahui melalui akun sosial media miliknya.
“Sistem ini dalam tiga bulan harus sudah berjalan. Agar nanti keluhan masyarakat bisa terfokus pada Leading Sector kebijakan masing-masing. Air itu ada di PDAM urusannya. Semoga kelak akun saya tidak penuh lagi dengan keluhan pelanggan PDAM,” terang Dedi sambil tertawa.
Menanggapi ultimatum Bupati Purwakarta. Pihak PDAM Tirta Dharma yang diwakili oleh Direktur Teknik Susanto menyatakan, kesiapan seluruh jajaran PDAM menerima tantangan ini. Bahkan, menurut dia pihak PDAM akan segera merespon dengan rapat sore ini. Untuk pelayanan dirinya menuturkan sudah terbangun sistem SMS Gate Way yang sudah dapat dimaksimalkan dengan baik.
“Sore ini kami rapat. Terus terang kami senang menerima tantangan,” tutur Susanto.
Susanto menambahkan bahwa sistem digital yang akan dibangun ini dapat juga digunakan untuk mendeteksi pelanggan mana saja yang melakukan tunggakan pembayaran. Ia mengatakan dari 200 ribu pelanggan, sekira 30 persen selalu menunggak bahkan total angka tunggakan mencapai Rp2 miliar.
“Ssegini juga sebenarnya sudah uyuhan tapi kami selalu mencoba untuk maksimal dalam pelayanan,” jawab Susanto.(*)