Warga Tegalmunjul Purwakarta Kelabakan Cari Elpiji
Foto : Ratusan warga Kelurahan Tegalmunjul Purwakarta antri berjam-jam di pangkalan dengan membawa KTP untuk membeli gas elpiji ukuran 3 Kg
Akibat Pengurangan Stok di Agen, Pangkalan, sampai Eceran
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Ratusan warga Kelurahan Tegalmunjul Kecamatan Kota Purwakarta Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan langkanya gas elpiji 3 Kg. Bahkan untuk mendatkan gas melon ini, warga harus rela antri berjam-jam. Warga ada yang mendatangi pangkalan elpiji di Jalan Raya Margaluyu RT 015 RW 004 Kelurahan Tegalmunjul untuk sekedar membeli gas elpiji dengan membawa KTP masing-masing.
Langkanya gas elpiji 3 Kg, menyebabkan pangkalan keteteran. Sementara, di samping kebutuhan tinggi, per setiap agen dibatasi stok elpiji. Masing-masing agen hanya diperbolehkan menjual 100 sampai 110 tabung. Sementara, untuk warung eceran jatah yang diberikan hanya sebatas 5 sampai 10 tabung.
Ini yang mengakibatkan warga di sekitaran merasakan kesulitan akan mendapatkan gas melon 3 Kg, baik di pangkalan maupun di eceran.
Jejen (35) penjaga pangkalan menerangkan, gas melon di pangkalannya selalu habis setiap hari. Kendati demikian, ia tidak bisa menjual elpiji pada masyarakat luar kelurahan. Dalam artian, ia hanya menyediakan elpiji untuk warga sekitaran pangkalan saja.
“Warga di sini saja gak cukup. Sedangkan pangkalan di sini terbatas hanya 100 sampai 110 tabung. Itu juga setiap harinya habis terus. Harapan kami, stoknya ditambah. Karena penduduk warga di sini cukup banyak. Belum lagi ada warga baru yang tinggal di perumahan,” jelas Jejen kepada headlinejabar.com, Selasa (15/3/2016).
Sementara, Siti (40) warga setempat, mendatangi pangkalan untuk membeli gas elpiji 3 Kg dengan menyertakan KTP. Alasan ibu rumah tangga ini, karena saat membeli elpiji di warung-warung eceran selalu tidak kebagian.
“Ya saya beli di sini (pangkalan, red). Saya kalau tidak bawa KTP nanti dikiranya ibu bukan asli warga sini, maka ibu membawa KTP,” tutur dia.
Anggi (28) ibu rumah tangga muda ini menambahkan, di warung-warung yang ia cari elpiji selalu habis. Anggi mengaku tidak pernah kebagian saat membeli kebutuhan bahan-bakar rumah tangga ini.
“Sedangkan kami punya anak dua dan anak kami belum pada sarapan. Kami belum masak karena tidak ada gas, kenapa sih gas ini susah dicari? Padahal ini untuk kepentingan masyarakat banyak aneh,” celoteh Anggi, menanyakan keadaan.(jem/dzi)