Terkait Penataan, Iwapa Pasar Rebo Undang Penjabat Bupati Blora Jawa Tengah
Foto : Ikatan Warga Pasar (Iwapa) Pasar Rebo menggelar diskusi dengan Penjabat Bupati Blora Jawa Tengah DR Ihwan Sudrajat
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Penjabat Bupati Blora Jawa Tengah DR Ihwan Sudrajat mengelar silaturahmi dan diskusi dengan sejumlah pedagang Pasar Rebo yang tergabung dalam Ikatan Warga Pasar (Iwapa), anggota DPRD Purwakarta Budi Sopani bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Agenda tersebut dilakukan terkait penataan Pasar Rebo selaku objek pasar tradisional untuk kemakmuran rakyat. Kegiatan ini difasilitasi langsung Ketua Iwapa Pasar Rebo H Zaenal Muttaqin di rumahnya bilangan Lapangan Purnawarman, Senin (8/2/2016).
“Karena sudah ada keputusan Mahkamah Agung tidak ada yang menang terkait Pasar Rebo, saya sarankan harus ada mediator yakni DPRD,” terang Ihwan.
Karena bagaimanapun, lanjut dia, setiap pihak pasti punya kebenaran masing-masing. “Yang penting saya ingatkan kepada Iwapa jangan melawan pemerintah, karena pemerintah itu tugasnya mengayomi masyarakat,” tegas Ihwan yang merupakan alumni SMPN 1 Purwakarta ini.
Menurutnya, pasar tradisional memiliki fungsi untuk pelayanan publik, maka semua pasar tradisional harus dibangun oleh pemerintah. “Artinya karena itu pelayanan publik, investasi swasta pasti tidak akan kembali secepat yang diharapkan,” imbuhnya.
Menanggapi keinginan pedagang dan pemerintah yang bertolak belakang antara relokasi dan revitalisasi atau penataan dan penertiban pasar rebo. “Saya lebih memprioritaskan keinginan pedagang, cuma nanti mana jalan yang terbaik,” tegas dia.
Pihaknya berbicara sebagai warga Purwakarta. “Masalahnya kan macet, tidak tertib, tidak nyaman, Tapi kalau saya lihat tadi berdiri sejak 1878, sudah saya anggap sebagai heritage. Jangan dirubah fungsinya harus dipelihara dan dipertahankan,” ujar Ihwan yang dipercaya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai penjabat Bupati Blora ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ada tiga point yang saya sampaikan dalam diskusi ini. “Bahwa pelayanan publik itu yang punya hak dan kewajiban adalah negara untuk memperbaiki serta mengelola bahwa pasar itu adalah aset negara,” tuturnya.
Lalu, sambung dia, negara ini berdiri membangun, itukan pasti untuk keadilan dan pemerataan. Selanjutnya Iwapa tidak boleh menutup diri, harus membuka hatinya berbicara kembali dengan pemerintah mencari jalan keluar yang terbaik. “Intinya posisi saya disini bukan untuk memprovokasi,” tegasnya.
“Membangun pasar secara sendirian tidak mungkin karena bebannya berat, pemda harus mencari bantuan ke pemprov dan pusat”, pungkasnya.
Sementara menurut fasilitator pertemuan, H Zaenal Muttaqin, sengaja mengundang DR. Ihwan karena sesama alumni SMPN I untuk bersilahturahmi dan berdiskusi penataan pasar tradisional, dimana di blora jateng pengelolaan pasar disana sangat bagus karena berpihak kepada rakyat. Menurutnya, kehadiran DR. Ihwan yang juga mantan kadisperindag pemprov jawa tengah ini.
“Pandangan beliau sangat realistis dan tidak provokatif memfasilitasi atau supaya ada solusi untuk mediasi kedepannya melalui DPRD. Kita inginnya ada solusi yang terbaik, Pemerintah menginginkan relokasi tapi seluruh pedagang menolak, apapun yang terjadi kami tetap ingin dipasar rebo,” tegasnya.(jem)