Dari 134 Korban DBD, 3 Meninggal Dunia di Sukabumi
Foto : Ilustrasi Nyamuk Aedes Aegypti, penyebab penyakit debam berdarah dengue (DBD). Sumber, istimewa
SUKABUMI, headlinejabar.com
Jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Jawa Barat, selama Januari hingga awal Februari 2016 mencapai 134 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak tiga orang di antara mereka meninggal dunia.
“Jumlah penderita DBD yang dirawat di rumah sakit selama Januari hingga awal Februari 2016 mencapai 134 orang. Tiga orang di antaranya meninggal dunia,” kata Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Joni Setiawan kepada, Kamis (4/2/2016).
Jumlahnya relatif melonjak dibandingkan pada Desember 2015 lalu sekitar 45 orang. Berdasarkan informasi, korban meninggal dunia akibat DBD itu terdiri dari satu orang anak-anak dan dua orang dewasa.
“Saya kurang begitu tahu korban yang meninggal itu warga mana, apakah dari Kota Sukabumi atau dari Kabupaten Sukabumi. Bisa juga pasien yang meninggal itu dari luar kota,” tambah Joni.
Wakil Direktur RSUD R Syamsudin SH Lili Mustafa menambahkan indikasi melonjaknya pasien terduga DBD mulai terlihat sejak November 2015 lalu. Tapi, trennya menurun memasuki Desember 2015.
“Sekarang dengan terjadinya perubahan cuaca, jumlah pasien terduga DBD kembali bertambah. Memasuki Januari hingga awal Februari 2016, jumlahnya meningkat dua kali lipat dari Desember 2015 lalu,” terang Lili.
Manajemen RSUD R Syamsudin SH akan memanfatkan selasar di Ruang IGD untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien DBD. Termasuk memanfaatkan tempat duduk berupa kursi panjang di ruang tunggu.
“RS Bunut kan menjadi rujukan bagi daerah lainnya. Tidak menutup kemungkinan dari pasien yang datang itu merupakan suspect (terduga) DBD. Makanya, kita manfaatkan selasar maupun kursi panjang untuk mengantisipasi lonjakan pasien DBD,” sebutnya.
Sejumlah pasien yang kini dirawat di Ruang IGD RSUD R Syamsudin SH terindikasi suspect DBD. Namun, untuk memastikan apakah pasien tersebut positif DBD perlu dibuktikan dengan tes darah di laboratorium.
“Kami juga lakukan observasi untuk memantau kondisi kesehatan mereka. Rata-rata, pasien yang saat ini berada di Ruang IGD mengeluh mengalami demam. Kami belum bisa pastikan mereka positif DBD atau tidak,” terangnya.
Upaya lain untuk mengantisipasi lonjakan penderita DBD, RSUD R Syamsudin SH juga berkoordinasi dengan RS Bhayangkara di kompleks Setukpa Polri Sukabumi serta beberapa rumah sakit swasta. “Koordinasi ini untuk antisipasi seandainya nanti terjadi lonjakan pasien DBD,” tutup dia.(rir)