RSUD Bayu Asih Kekurangan Tenaga Medis dan Ruangan Pasien
Foto : Direktur BLUD RSUD Bayu Asih dr Agung Darwis Suriatmadja.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih dr Agung Darwis Suriatmadja mengakui rumah sakitnya dalam kondisi kekurangan tenaga medis dan ruangan bagi pasien.
“Kita baru bisa memasang dua dokter jaga dibantu delapan sampai 10 perawat di instalasi gawat darurat (IGD). Itu masih kurang,” kata Agung, Kamis (27/2/2020).
Tapi, kondisi itu masih standar dan bisa mengcover kegawatdaruratan di IGD.
“Namun, kalau memang mau safety, mestinya ada tiga sampai empat dokter yang siaga di IGD. Tapi dua dokter saja sudah cukup, hanya dari segi pelayanan pasti kurang,” ujar Agung.
Biasanya, jam-jam sibuk IGD berkisar antara pukul 17.00-20.00 WIB. Dengan kondisi RSUD yang juga kekurangan ruangan, antrean pelayanan di IGD selalu memanjang.
“Saat kondisinya seperti ini pasien yang lebih darurat terlebih dahulu diprioritaskan,” ujarnya.
Kemudian, dokter IGD sering diperbantukan mengurus pasien rawat inap jika kondisinya dibutuhkan.
“Kita memiliki dokter umum dan spesialis sebanyak 70 orang. Yang disiagakan di IGD dua orang, tiap delapan jam atau tiga kali 24 jam roling,” ujarnya.
Bayu Asih berencana membangun ruang rawat inap baru bagi pasien kelas III.
“Saya merasakan kurang. Problem saat ini kan di IGD, normalnya tiga sampai empat dokter di IGD,” ucap dia.
Termasuk menambah tenaga administrasi dan customer servis. Orang ini nanti yang bertugas menjelaskan update perkembangan pasien kepada pihak keluarga.
“Jadi tenaga kesehatan hanya fokus mengurus pasien. Sekarang kan tenaga kesehatan selain sibuk mengurus pasien, juga menginformasikan perkembangan pasien kepada pihak keluarga,” katanya.
Padahal tenaga kesehatan itu mesti fokus mengurus pasien saja.
“Kita akan menambah SDM dari dana fungsional (pendapatan rumah sakit) yang ada, karena bentuk kita BLUD. Kita akan menambah delapan ruangan pasien,” ucap dia.
Saat ini Bayu Asih mulai mencicil belanja tenaga kesehatan dokter dan perawat, termasuk peralatan. Agung berharap, dengan cara ini bisa memperbaiki alur pelayanan pasien di Bayu Asih.
“Kondisi saat ini kan sering mandeg di IGD, karena ruangan penuh. Kemudian pasien pindah ke RS swasta, kondisinya pun ternyata sama. Balik lagi ke RSUD. Sehingga pasien dipaksakan menunggu dan dirawat di IGD dari 6-8 jam,” ujarnya.
Kondisi BPJS Kesehatan yang belum pulih, termasuk pemkab sendiri masih punya sangkut paut utang dengan RSUD, Bayu Asih tak bisa terlalu ekspansif menambah SDM dan fasilitas.
“Tapi pasti tenaga medis, peralatan dan fasilitas ruangan pasien kita tambah,” paparnya.
Kisaran anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp1 miliaran untuk belanja tenaga medis, fasilitas termasuk ruangan.
“Kita tidak akan menggunakan DAK dan APBD. Kita akan pakai dana fungsional yang ada. Kita masih mampu,” ujarnya.
Sebelumnya, DPRD Purwakarta menerima keluhan dan komplain masyarakat terhadap layanan di BLUD RSUD Bayu Asih.
Ketua DPRD Purwakarta Ahmad Sanusi mengatakan, laporan yang masuk, belakangan ini Bayu Asih dikabarkan kekurangan tenaga dokter.
“Kalau memang kendalanya masalah kekurangan dokter, manajemen RS Bayu Asih semestinya cepat tanggap dan segera mencari tambahan dokter. Jangan gara-gara persoalan ini, hak-hak masyarakat dalam mencari kesehatan menjadi terabaikan,” ujarnya.
DPRD akan menugaskan Komisi IV mencari tahu duduk persoalan sebenarnya.
“Apa duduk persoalan sebenarnya,” ujarnya.(dik)