Ironi di Tengah Pembangunan Proyek Kereta Cepat

Foto : Sekolah SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta terancam dibongkar karena terdampak pembangunanan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Sekolah SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta terancam dibongkar karena terdampak pembangunanan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Pembongkaran sekolah itu mendapat penolakan dari orang tua murid jika penggantian gedung sekolah baru belum selesai di bangun.

“Kami ingin selesaikan dulu gedung sekolah barunya, agar proses belajar mengajar berjalan kondusif,” ungkap salah seorang orang tua murid, Lia (29) ditemui di sekitar lingkungan sekolah, Kamis (28/11/2019).

Ia mengatakan, warga telah mengetahui rencana pembongkaran sekolah sudah sejak lama, pengukuran lahan juga sering kali dilakukan boleh pengembang proyek Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).

Namun, pada hari kemarin pemindahan kegiatan belajar mengajar ke tempat lain begitu mendesak sehingga menjadi perhatian masyarakat sekitar.

Baca Juga  UPI Purwakarta Resmikan Gedung Baru

“Kemarin ada musyawarah di sini karena dalam waktu dekat kegiatan belajar mengajar harus pindah ke aula desa atau ke sekolah lain. Kami tidak mau seperti itu, karena takut tidak kondusif dan anak-anak kami malah kurang efektif sekolahnya, selesaikan dulu lah gedung sekolah barunya,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah, Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Asep Somantri membenarkan jika sekolah yang dirinya pimpin terdampak pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Ia mengakui jika menuai pro dan kontra di tengah kalangan masyarakat. Namun sejauh ini telah dikomunikasikan mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada.

“Memang harus direlokasi, tapi warga tidak menerima begitu saja,” kata dia.

Ia menjelaskan, masyarakat tidak setuju bukan tanpa alasan, pada 2017 lalu lapangan sepak bola terdampak pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, pihak pengembang berjanji akan mengganti fasilitas olahraga itu, namun hingga saat ini pengantian belum juga terealisasi.

Baca Juga  Dukung Kenaikan Jabatan Akademik Dosen, UBP Karawang Berikan Fasilitas Bantuan Dana, Berikut Besarannya

“Pada tahun ini warga dihadapkan dengan suatu permasalahan yang tidak jauh beda, kemungkinan warga khawatir jika hal serupa kembali terulang, makanya mereka minta pembanguman sekolah baru diselesaikan dulu, jika sudah selesai maka akan pindah,” tuturnya.

Ia menjelaskan, sekolah yang ada saat ini berdiri di atas lahan seluas 3.000 meter dengan jumlah 14 ruang kelas. Pengantian gedung sekolah baru akan di bangun di lahan milik desa yang dipinjamkan ke Pemkab Purwakarta, dan akan diganti pada tahun anggaran 2020.

Ada pun jumlah siswa yang sekolah di SD Negeri 1 Malangnengah sebanyak 261 siswa SD, 59 siswa SMP dan 23 sekolah TK.

Baca Juga  Lulusan STAI Muttaqien Purwakarta Lolos Test CPNS 2018

“Di sana akan dibangun gedung sekolah sebanyak 12 kelas karena siswa SMP sudah dipindahkan ke SMPN 3 Sukatani, sementara untuk siswa SD masih dalam tahap pembahasan baiknya bagaimana, tapi memang harus direlokasi karena belajar di sana sudah tidak kondusif,” ujar Asep.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta Neng Supartini, berencana akan berkoordinasi dengan lembaga Komisi IV DPRD Purwakarta untuk memanggil kedua belah pihak.

Baik pihak pengembang proyek kereta cepat, pihak sekolah termasuk perwakilan orang tua wali murid. Lembaga dewan berencana meminta klarifikasi dan membahas solusi terbaik yang tidak merugikan siapapun.

“Kami sarankan, sarana dan prasarana bangunan barunya disiapkan dulu. Baru dilakukan pembongkaran. Supaya proses kegiatan belajar mengajar siswa tidak terganggu,” ujar Neng melalui sambungan telepon.(dik)