7.000 Lulusan SMP di Purwakarta Dikhawatirkan Tak Tertampung di SMA
Foto : Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Purwakarta, Asep Mulyana.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Sekitar 7.000 lulusan SMP dan sederajat baik negeri atau swasta di Kabupaten Purwakarta dikhawatirkan tidak masuk dalam kuota PPDB tingkat SMA tahun ini.
“Jumlah lulusan tingkat SMP di Kabupaten Purwakarta tahun ini tembus diangka 17.077, sedangkan kuota PPDB SMA dan sederajat, untuk sekolah negeri hanya dikisaran 9.300 siswa. Untuk kuota PPDB di sekolah swasta hanya sekitar 1.000-an siswa,” ujar Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Purwakarta, Asep Mulyana, Selasa (18/6).
Menurutnya, dari 15 SMKN dan 17 SMAN di Kabupaten Purwakarta, hanya mampu menampung sekitar 9.300 peserta didik baru. Dan 52 SMA dan sederajat yang berstatus swasta hanya bisa menampung sekitar 1.000-an lulusan SMP.
“Artinya ada sekitat 7.000-an lulusan SMP di Kabupaten Purwakarta yang tidak tertampung di sekolah lanjutan atas. Ini yang harus dicarikan solusinya,” tuturnya.
Meski ada solusi Paket C, pendikan jarak jauh untuk SMK dan SMA terbuka, namun dia tidak menjamin semua lulusan tersebut bisa tertampung.
“Jikapun harus bersekolah ke kabupaten tetangga, bukan berarti tidak ada dari kabupaten tetangga yang masuk ke Purwakarta, contohnya sekolah-sekolah yang ada di perbatasan. Seperti di SMAN 1 Cibatu, kami catat ada pendaftar yang berasal dari Kabupaten Subang,” tuturnya.
Kepala SMAN 1 Cibatu yang biasa disapa Asep Sundu itu juga mengatakan, penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) ditiap-tiap sekolah menjadi sebuah keharusan dengan adanya fenomena ini.
“Nah, yang namanya penambahan RKB, selain membutuhkan anggaran, juga ketersediaan lahan di sekolah bersangkutan juga harus ada. Belum lagi kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan. Ini menjadi PR bersama seluruh steakholder, baik pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat,” katanya.(dik/eka)